Papeda, Makanan Khas Papua
OPINI | 13 May 2011 | 02:00 Dibaca: 562 Komentar: 0 Nihil
Jujur saja, pertama kali saya menikmati makanan ini
tidak bisa merasakan enaknya di mana. Menu masakan ini berbahan dasar
sagu dan sayur ikan berkuah kuning. Sebanarnya, bukan karena makanan
khas ini tidak nikmat, tetapi lebih karena lidah saya yang memang tidak
menyukai masakan berkuah dengan aneka bumbu rempah yang menyengat.
Buktinya, salah seorang temanku, yang baru sekali menginjak tanah Papua, begitu mendapatkan menu papeda, langsung lahap menikmatinya, sambil manggut-manggut kenikmatan. Dan saya yakin tidak dibuat-buat, terbukti dia menambah satu porsi lagi.
Untuk yang pertama kali menikmati papeda akan menghadapi kesulitan saat harus mengambil papeda dari temptanya. Diperlukan keahlian khusus dalam mengguling bahan lengket dari sagu ini. Saat saya mencoba mengambil dengan cara menggulung menggunakan sendok dan garpu, selalu tetap tidak bisa mendapatkan banyak. Karena di belakang sudah beberapa orang mengantrik, saya pun menghentikan usaha keras itu. Untuklah, teman saya yang sudah lama tinggal di Papua mengerti, dan segera mengambil alih sendok dan garpu lalu menggulungnya dengan cepat. Hasilnya, wooow, saya mendapatkan porsi papeda cukup banyak.
Tingkat kesulitan menggulung papeda dengan sendok dan garpu, saya rasakan hampir sama saat saya kesulitan pula menggunakan supit untuk menikmati nasi putih atau mie masakan China. Sehingga harus rela mendapatkan sapaan senyum simpul dari kanan kiri, karena saat supit sampai ke bibir yang muali membuka, butir nasi atau mie sudah kembali ke tempat asalnya, mangkok kecil di bawah dagu kita yang juga tersnyum pula.
Tertantang menghadapi kesulitan menikmati papeda, silakan ke tanah Papua…..
Buktinya, salah seorang temanku, yang baru sekali menginjak tanah Papua, begitu mendapatkan menu papeda, langsung lahap menikmatinya, sambil manggut-manggut kenikmatan. Dan saya yakin tidak dibuat-buat, terbukti dia menambah satu porsi lagi.
Untuk yang pertama kali menikmati papeda akan menghadapi kesulitan saat harus mengambil papeda dari temptanya. Diperlukan keahlian khusus dalam mengguling bahan lengket dari sagu ini. Saat saya mencoba mengambil dengan cara menggulung menggunakan sendok dan garpu, selalu tetap tidak bisa mendapatkan banyak. Karena di belakang sudah beberapa orang mengantrik, saya pun menghentikan usaha keras itu. Untuklah, teman saya yang sudah lama tinggal di Papua mengerti, dan segera mengambil alih sendok dan garpu lalu menggulungnya dengan cepat. Hasilnya, wooow, saya mendapatkan porsi papeda cukup banyak.
Tingkat kesulitan menggulung papeda dengan sendok dan garpu, saya rasakan hampir sama saat saya kesulitan pula menggunakan supit untuk menikmati nasi putih atau mie masakan China. Sehingga harus rela mendapatkan sapaan senyum simpul dari kanan kiri, karena saat supit sampai ke bibir yang muali membuka, butir nasi atau mie sudah kembali ke tempat asalnya, mangkok kecil di bawah dagu kita yang juga tersnyum pula.
Tertantang menghadapi kesulitan menikmati papeda, silakan ke tanah Papua…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar