Manisnya Kulit Jeruk Khas Ciwidey
Pada umumnya orang-orang
mengkonsumsi buah jeruk dan membuang kulitnya. Namun masyarakat Ciwidey,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat punya kebiasaan yang unik. Di sini mereka
membuang isi buah jeruk dan mengambil kulitnya untuk dimakan.
Kebiasaan
tersebut memang terdengar aneh, karena kulit jeruk memang memiliki rasa
yang pahit dan kurang sedap. Berbeda dengan isi buahnya yang dikenal
memiliki rasa manis dan menyegarkan. Tapi ditangan masyarakat Ciwidey,
kulit jeruk bali yang biasanya dibuang begitu saja mampu disulap menjadi
panganan manis yang lezat. Jika anda melakukan perjalanan ke kawasan
Ciwidey, dengan mudah anda akan menemukan penjual manisan kulit jeruk
disepanjang jalan disekitar alun-alun Ciwidey. Manisan kulit jeruk khas
Ciwidey tersebut dikenal dengan nama kalua jeruk.
Kebiasaan
membuat kaluwa jeruk sudah berlangsung di kalangan masyarakat Ciwidey
semenjak tahun 1940an. Entah siapa yang pertama kali mempelopori
pembuatan kaluwa jeruk. Namun Ibu Imas Dian pemilik toko Kalua Jeruk
Ponyo menuturkan ide awal pembuiatan kaluwa jeruk adalah melimpahnya
produksi jeruk sejenis jeruk bali yang tumbuh subur di kawasan Ciwidey.
“Ide awalnya dari sana, karena banyak yang suka makanya bertahan sampai sekarang,” ujar Imas kepada AdaDiskon.
Proses
pembuatan kalua tidak terlalu sulit. Bahan utama yang diperlukan adalah
jeruk yang mirip dengan jeruk Bali dan banyak tumbuh di Ciwidey. Jeruk
kemudian dibelah, dibersihkan kulitnya dan dibuang isinya. Setelah itu,
kulit jeruk dipotong dan direndam dalam air kapur sirih agar rasa
pahitnya hilang. Proses perendaman berlangsung selama semalam. Setelah
direndam, kalua dibersihkan dengan air dan direbus dengan air mendidih.
Proses itu berulang dua kali. Proses terakhir kulit jeruk yang telah
direbus lalu dicampur dengan gula aren.
Namun
kini kalua jeruk telah mengalami penambahan variasi rasa. Jika kalua
jeruk original memiliki rasa manis dari gula aren, kini terdapat kalua
dengan pemanis gula putih dengan rasa yang beragam. “Ada rasa
strawberry, sirsak sama durian,” ujar Imas.
Meski
memiliki warna-warni yang menarik anda tidak perlu khawatir dengan
pewarna yang terkandung didalam kalua jeruk. Ibu Imas menuturkan pewarna
yang digunakan dalam proses pembuatan kalua jeruk merupakan pewarna
makanan yang aman bagi kesehatan.
“Kalau
perasanya memang dibuat dari buah asli juga. Rasa strawbery misalnya,
dibuat dari buah stawbery asli yang memang melimpah di daerah sini,”
ujar Imas.
Harga satu kilo kalua jeruk di toko
Kalua Jeruk Ponyo milik Ibu Imas Dian bervariasi mulai dari Rp 25 ribu
hingga Rp 30 ribu per kilonya. Jika anda berkunjung ke Ciwidey,
sempatkanlah untuk mampir ke toko penjual oleh-oleh khas Ciwidey. Selain
kalua jeruk masih banyak oleh-oleh khas Ciwidey yang patut anda coba
seperti bandrek Abah, dodol susu dan strawberry atau sambal strawberry
yang memiliki rasa pedas yang khas.
Kalua Jeruk Ponyo
Kp. Warung 8, Jalan Raya Ciwidey, Kabupaten Bandung
Telp. (022) 5928286
Tidak ada komentar:
Posting Komentar