Senin, 12 Maret 2012

Manisnya Kulit Jeruk Khas Ciwidey
Pada umumnya orang-orang mengkonsumsi buah jeruk dan membuang kulitnya. Namun masyarakat Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat punya kebiasaan yang unik. Di sini mereka membuang isi buah jeruk dan mengambil kulitnya untuk dimakan.

Kebiasaan tersebut memang terdengar aneh, karena kulit jeruk memang memiliki rasa yang pahit dan kurang sedap. Berbeda dengan isi buahnya yang dikenal memiliki rasa manis dan menyegarkan. Tapi ditangan masyarakat Ciwidey, kulit jeruk bali yang biasanya dibuang begitu saja mampu disulap menjadi panganan manis yang lezat. Jika anda melakukan perjalanan ke kawasan Ciwidey, dengan mudah anda akan menemukan penjual manisan kulit jeruk disepanjang jalan disekitar alun-alun Ciwidey. Manisan kulit jeruk khas Ciwidey tersebut dikenal dengan nama kalua jeruk.

Kebiasaan membuat kaluwa jeruk sudah berlangsung di kalangan masyarakat Ciwidey semenjak tahun 1940an. Entah siapa yang pertama kali mempelopori pembuatan kaluwa jeruk. Namun Ibu Imas Dian pemilik toko Kalua Jeruk Ponyo menuturkan ide awal pembuiatan kaluwa jeruk adalah melimpahnya produksi jeruk sejenis jeruk bali yang tumbuh subur di kawasan Ciwidey.

“Ide awalnya dari sana, karena banyak yang suka makanya bertahan sampai sekarang,” ujar Imas kepada AdaDiskon.

Proses pembuatan kalua tidak terlalu sulit. Bahan utama yang diperlukan adalah jeruk yang mirip dengan jeruk Bali dan banyak tumbuh di Ciwidey. Jeruk kemudian dibelah, dibersihkan kulitnya  dan dibuang isinya. Setelah itu, kulit jeruk dipotong dan direndam dalam air kapur sirih agar rasa pahitnya hilang. Proses perendaman berlangsung selama semalam. Setelah direndam, kalua dibersihkan dengan air dan direbus dengan air mendidih. Proses itu berulang dua kali. Proses terakhir  kulit jeruk yang telah direbus lalu dicampur dengan gula aren.

Namun kini kalua jeruk telah mengalami penambahan variasi rasa. Jika kalua jeruk original memiliki rasa manis dari gula aren, kini terdapat kalua dengan pemanis gula putih dengan rasa yang beragam. “Ada rasa strawberry, sirsak sama durian,” ujar Imas.

Meski memiliki warna-warni yang menarik anda tidak perlu khawatir dengan pewarna yang terkandung didalam kalua jeruk. Ibu Imas menuturkan pewarna yang digunakan dalam proses pembuatan kalua jeruk merupakan pewarna makanan yang aman bagi kesehatan.

“Kalau perasanya memang dibuat dari buah asli juga. Rasa strawbery misalnya, dibuat dari buah stawbery asli yang memang melimpah di daerah sini,” ujar Imas.

Harga satu kilo kalua jeruk di toko Kalua Jeruk Ponyo milik Ibu Imas Dian bervariasi mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilonya. Jika anda berkunjung ke Ciwidey, sempatkanlah untuk mampir ke toko penjual oleh-oleh khas Ciwidey. Selain kalua jeruk masih banyak oleh-oleh khas Ciwidey yang patut anda coba seperti bandrek Abah, dodol susu dan strawberry atau sambal strawberry yang memiliki rasa pedas yang khas.

Kalua Jeruk Ponyo
Kp. Warung 8, Jalan Raya Ciwidey, Kabupaten Bandung
Telp. (022) 5928286

Tidak ada komentar:

Posting Komentar